Perkembangan Media Pribadi ke Massa

Berbicara tentang sejarah perkembangan media, baik itu media pribadi hingga media massa, maka tentu tidak bisa terlepas dari sejarah perkembangan komunikasi dan kehidupan manusia itu sendiri. Berawal dari adanya sejarah kehidupan manusia itulah sehingga muncul sejarah perkembangan media, sebab perkembangan media itu sendiri pada kenyataannya memang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia yang merupakan pemain atau pelaku yang menjadikan media bisa muncul dan berkembang. Artinya karena keberadaan sejarah kehidupan manusia-lah sehingga muncul media yang terus berkembang dari waktu ke waktu.

Riwayat komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan.

Menurut Nordenstreng dan Varis, ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:

  1. Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
  2. Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
  3. Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis (written words) dengan menggunakan alat pencetak, sehingga memungkinkan terwujudnya komunikasi massa yang sebenarnya
  4. Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, televisi hingga satelit.

Dari empat aspek tersebut, kemudian manusia berkembang bersama semua aspek kehidupan manusia yang membedakannya dengan mahluk lainya, yaitu manusia mampu berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa dan simbol-simbol visual lainnya. Kemudian manusia mampu menafsirkan bahasa dan simbol-simbol berdasarkan persepsi dirinya maupun berdasarkan persepsi orang lain. Manusia mampu belajar menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya serta menciptakan alat (teknologi) yang diperlukan dalam mengatasi lingkungannya. Baca lebih lanjut

ATM: Sisi pemikiran penulis

Analisis Teks Media Berdasarkan Corak Pemikiran

Judul Teks       : Hotel Syariah Prospektif
Penulis             : Qommaria Rostanti
Terbit               : Republika. Selasa, 17 September 2013

Teks tersebut berada dalam rubrik Syariah. Didalam kutipan pertama disebutkan bahwasanya “Segmen pasar Muslim atau pasar Syariah sangat besar”. Belum juga memasuki bagian isi dari teks tersebut, kita sudah dapat melihat bagaimana penulis memulai tulisan tersebut dengan memberikan pandangan kedepan tentang bisnis syariah ini. Dalam hal ini bisnis hotel berbasis syariah.

Pada teks tersebut, mengangkat narasumber dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) Adiwarman A Karim mengatakan “Ada dua kategori hotel syariah. Hotel syariah yang masuk kategori Hilal 1 adalah hotel yang mengikuti standar Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan DSN MUI, seperti toilet yang dilengkapi semprotan air. Sedangkan, kategori Hilal 2 adalah hotel yang setiap operasionalnya sesuai syariah, seperti Hotel Sofyan (salah satu hotel syariah di Indonesia). Saat ini jumlah hotel syariah kategori Hilal 2 memang sedikit, Memang sasaran kami bukan Hilal 2, tapi Hilal 1.”

Adiwarman A Karim dalam wawacaranya tersebut berfikiran kedepan dan kontekstual. Hal ini dibuktikan dengan ungkapanya tentang sasaran target pasar hotel syariah ini. Yang mengatakan bahwa sasaran utama adalah Hilal 1. Menurut saya hal ini didasarkan pada ketetapan bersama antara Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan DSN MUI guna melihat kondisi masyarakat saat ini. Mungkin bisa jadi suatu langkah awal dalam pembaharuan menuju syariah yang sesungguhnya. Dengan adanya kerjasama ini, nantinya ketertarikan customer akan bertambah.

Baik penulis maupun narasumber dalam teks ini. Keduanya memiliki pandangan yang sama tentang prospek hotel syariah ini. Khusunya di Indonesia. Sesuai dengan spekulasi Organisasi Pariwisata Dunia menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan global muslim lebih cepat dan diperkirakan akan mencapai 192 miliar dolar AS pada tahun 2020, meningkat dari 126 miliar dolar AS pada tahun 2011.

Atas beberapa penjabaran tersebut, saya menimpulkan keduanya berpandangan Kontekstual dan berfikiran Progresif dalam hal bisnis hotel syariah ini.

Koment:Politik Praktis

“Setujukah saudara kalau tokoh-tokoh islam berpolitik praktis?  

Semua orang mempunyai hak untuk berpolitik akan tetapi tidak semua orang tau bagaimana untuk berpolitik. Politik praktis yang saat ini marak dalam negara kita. Berpolitik praktis yang hanya mengandalkan ketenaran semata dan sekejap mata masuk ke dunia politik. Itulah yang tak boleh dilakukan semua orang.

Saya setuju bila para tokoh islam masuk dunia politik, walaupun itu praktis. Seorang tokoh islam, yang dalam pandangan saya yang dimaksud disini adalah orang yang minimal tahu apa yang terkandung dalam Al Qur’an dan Sunnah, sehingga tokoh ini benar tau bagaimana hidup berpolitik dengan landasan yang benar. Bukan untuk seseorang penyanyi yang terkenal kemudia masuk ke politik, atau kepada tokoh yang baru mengenal sedikit ilmu yang bergelar Haji, Ustad atau Kiai, melainkan orang yang benar benar tau tujuan berpolitik.

Seorang tokoh islam itu tidak hanya bisa di dengar di telinga santri maupun forum ceramah dalam masyarakat, namun beliau sangat berhak mempublikasikan apa yang di utarakan kepada publik melalui dunia politik. Yang menjadi pegang kesetujuan saya di sini adalah bahwa sesorang yang mau mencegah kemungkaran adalah salah satunya dengan tangannya, tangan yang dimaksud adalah dengan kekuasaan. Kekuasaan yang di harap di pegang untuk dapat membuat negara menjadi lebih baik dengan landasan agama dan dirinya yang baik dan bertanggung jawab kepada masyarakat, dirinya, negara dan Tuhannya.

Koment:Berita Politik LHI

Berita Tentang

Pengungkapan data transaksi bukti korupsi Lutfi Hasan Ishak oleh 2 perusahaan, Pengakuan dari Yudi Setiawan, yang di beritakan oleh Tv One, pada hari Jum’at 28 Juni 2013.

Komentar

Berita ini semakin menambah jejak jejak bukti ketidakberesan parta PKS dalam menjalankan tugasnya sebagai amanat rakyat. Akan tetapi bila saya melihat hal ini ada sedikit penggunaan kesempatan bagi partai partai lain untuk memanfaatkan keadaan ini, dengan terus menerus ikut mengusut tuntas dengan bagian ikut andil dalam meberitakan berita tersebut. Seperti yang di lakukan TV ONE, yang kita tau bahwa media ini, dimiliki oleh penguasa Parta Golongan Karya.

Bila dilihat dari isi berita, ini semakin menambah keyakinan betapa buruknya pandangan masyarakat kepada Partai PKS ini, yang menghilangkan kepercayaan rakyat. Padahal dulunya rakyat sangat mendukung partai seperti ini, partai yang bernuansa Islam. Namun, bila melihat sekarang, hal ini merupakan kebalikan dari apa yang diharapkan rakyat.

Pemimpin partai yang sering di panggil ustad ini, seperti sudah jelas menyalahi aturan sebagai pemegang amanat. Yang menyebabkan partai ikut terbawa karena image sebagai pemimpin. Namun, sebagai kecil masyarakat masih sedikit percaya, bahwa yang salah bukan Partai, akan tetapi Pemimpinya.

Komunikasi Efektif

Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita sehari-hari, mulai antar teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Kalau lebih teliti lagi banyak kegagalan dari komunikasi yang kita lakukan. Bisa jadi bentuknya karena tujuan yang kita inginkan belum tercapai. Bukan tujuan komunikasi secara egois loh. Tetapi tujuan komunikasi yang lebih pada, tidak adanya saling kesepahaman, belum bertambahnya informasi, serta ada usaha perubahan tingkah laku pada orang atau teman kita itu. Yang terkadang tidak hanya diartikan persetujuan.

Komunikasi

Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.  Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.

Elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi adalah:
– Komunikator    : orang yang menyampaikan pesan
– Pesan                 : ide atau informasi yang disampaikan
– Media                : sarana komunikasi
– Komunikan       : audience, pihak yang menerima pesan
– Umpan Balik     : respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya

Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan.  Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.

Fungsi  Komunikasi 
– Membangun Konsep Diri (Establishing Self-Concept)
– Eksistensi Diri (Self Existence)
– Kelangsungan Hidup (Live Continuity)
– Memperoleh Kebahagiaan (Obtaining Happiness)
– Terhindar dari Tekanan dan Ketegangan (Free from Pressure and Stress)

William I. Gorden, Communication : Personal and Public,1978

Baca lebih lanjut